Jumat, 21 Oktober 2011

Slamet Rahardjo: Sineas Angkat Kebudayaan Nusantara



SURAKARTA, KOMPAS.com--Sineas Slamet Rahardjo mengatakan para pelaku seni perfilman di Indonesia harus mengangkat potensi kebudayaan di kepulauan Nusantara untuk menunjukkan kekayaan alam Indonesia.
"Pelaku seni khususnya perfilman harus sadar bahwa bangsa ini adalah bangsa yang kaya dan kita harus berbangga untuk menanamkan Bhineka Tunggal Ika pada generasi sekarang," kata Slamet Rahardjo di sela kegiatan Festival Kesenian Indonesia di Institut Seni Indonesia Surakarta, Jumat.
Menurut Slamet, film merupakan salah satu bentuk seni yang berbeda dibandingkan jenis seni lainnya sehingga membuatnya memiliki daya pengaruh yang luar biasa besar kepada penikmatnya.
"Film adalah ilmu pengetahuan sinematografi yang berkaitan dengan pengkodean tentang sesuatu hal. Film bisa menjadi media yang tepat untuk menunjukkan kekayaan Indonesia ke mata anak bangsa," kata dia.
Aktor senior itu pun mengapresiasi film lawas "Darah dan Doa" karya Usmar Ismail yang merupakan salah satu film pertama di Tanah Air yang melakukan pendekatan kemanusiaan dalam alur ceritanya.
"Seni film tidak hanya bisa didekati dengan rasa saja. Film juga berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang harus diberikan kepada penikmatnya," kata dia.
Slamet mengatakan saat ini perfilman Indonesia cenderung mengalami "go global" dan tidak menunjukkan kekayaan nusantara.
Salah satu indikasi yang terlihat, kata dia, adalah judul-judul film karya sutradara muda yang menggunakan bahasa asing dan tidak membentuk pengetahuan tentang Indonesia bagi khalayak.
Para pelaku sinema pun, menurut dia, telah mengalami pola konsumerisme yang terlihat dari budaya kerja instan sehingga hasil film pun menjadi tidak maksimal.
"Konten film Indonesia saat ini menjadi lemah dan sinema yang disuguhkan menjadi di bawah standar," kata dia.
Salah satu hal yang dapat dilakukan, lanjut dia, adalah memperjelas fungsi sekolah tinggi seni sebagai pencetak para seniman.
"Jika para seniman akan dicetak menjadi intelektual seni maka fungsi sekolah tinggi seni bagi pencetak seniman yang akan menyelamatkan kesenian Tanah Air akan menjadi sulit," kata dia.
Dukungan pemerintah pun, lanjut dia, harus tetap diupayakan dengan tidak mengonsentrasikan pengembangan kesenian pada kebudayaan semata dan mulai merambah ke dunia perfilman yang bibit potensi mudanya mulai berkembang di Tanah Air sejak beberapa tahun belakangan.Jodhi Yudono | Minggu, 16 Oktober 2011 | 02:40 WIB

1 komentar:

  1. Halo Admin http://filmfki7solo.blogspot.com

    Kami dari KapanLagi.com.
    Apakah kita bisa kerjasama untuk bertukar link?

    Anda bisa menampilkan link KapanLagi.com di http://filmfki7solo.blogspot.com
    Untuk posisi link-nya, kami berharap link dari Kapanlagi.com diletakkan di sidebar kanan

    Dan kami akan menampilkan http://filmfki7solo.blogspot.com di halaman Kapanlagi.com : http://selebriti.kapanlagi.com/

    Jika berkenan silahkan menghubungi kami via email di humas@kapanlagi.net dengan menyertakan email ini.

    Terima kasih atas kerjasamanya :)

    -- Humas Kapanlagi.com
    Ari Rahmawati

    BalasHapus